dakwatuna.com - Pastinya kita mengenal rujak?
Makanan yang terbuat dari campuran buah-buahan yang dibaluri bumbu
kacang di atasnya. Sungguh enak dan sedap di lidah. Semakin banyak
variasi buahnya semakin memanjakan mata. Semakin membuat lidah menggigil
nikmat dan terpesona dengan gurihnya rasa. Semakin kuatlah getaran di
hati, di otak dan di semua sisi tubuh yang berhubungan dengan indra
perasa. Akhirnya sepiring rujak habis tak berbekas dan hanya
meninggalkan sedikit campuran kacang tanah yang tak bisa terambil
sendok.
Ternyata tidak semua rujak itu terbuat dari campuran
buah-buahan. Ada rujak yang tidak memerlukan biaya dalam pembuatannya.
Tidak juga memerlukan campuran buah-buahan. Rujak ini terkadang datang
tanpa diundang dan pergi lagi tanpa diminta. Rujak ini terkadang sangat
sedap dalam kehidupan, namun kadang-kadang juga mendatangkan rasa yang
tak enak. Mau tahu rujak apa itu? Sekali lagi mau tahu? Hemm… kita ikuti
catatan ini sampai habis. Ok!
Rujak ini menjadi nafas dalam
kehidupan anak-anak Adam. Berhubungan dengan pencarian tulang rusuk Adam
yang hilang. Berkaitan dengan kelangsungan generasi pewaris tahta
kehidupan. Selalu dibicarakan dan tak pernah habis untuk dibicarakan dan
didiskusikan. Dialah rujak perasaan cinta. Sebuah rasa yang diselimuti
dengan keindahan-keindahan tiada bandingan. Rasa rujak ini ketika
menghampiri tak memandang wajah dan rupa, latar belakang ekonomi, status
sosial di masyarakat atau jenjang pendidikan. Rujak cinta hadir kepada
siapa saja. Dia hadir mengaduk-ngaduk rasa indah dalam hati setiap insan
yang merasakannya.
Rujak Cinta mengandung unsur vitamin kerinduan yang
mendalam. Rujak cinta juga mengandung rasa asam cemburu. Dipermanis
dengan manisnya gula kesetiaan. Ditambah baluran kacang kebersamaan pada
semua perbedaan bahan cintanya. Dan diperindah dengan gurihnya
kesabaran saling memahami.
Begitulah rasa rujak cinta yang
mengaduk-ngaduk perasaaan dan emosi dua insan yang merasakannya. Rujak
cinta membuat hidup menjadi indah dan berwarna. Kesetiaan, rasa rindu,
dan cemburu semuanya menyatu menghadirkan sensasi rasa yang indah. Rujak
cinta tak bisa dibeli, dia hanya hadir pada hati dua insan yang
diinginkannya. Dia hadir dari pertemuan hati ke hati. Bukan wajah ke
wajah atau karena keseringan interaksi. Dia juga tak hadir karena
paksaan materi, ketampanan/kecantikan dan ketinggian jabatan.
Bahan-bahan cinta hanya hadir saat sang pemilik hati mengaruniakan
kepada yang diinginkanNya.
Begitulah cinta, dia membangun
istananya dalam hati-hati yang diinginkannya. Dia mempertemukan dua hati
dari dua insan berlainan jenis. Dia kemudian mendatangkan campuran
rujak perasaan yang indah. Dia menyatukan perbedaan-perbedaan menjadi
kekuatan persamaan. Dia hadir untuk saling melengkapi dan menutupi
kekurangan. Dia hadir untuk mengokohkan cita-cita kehidupan antara dua
insan yang bertautan hati itu. Dia hadir untuk mewujudkan pengaplikasian
keindahan ajaran Islam secara bersama-sama. Cinta bukan hadir pada
jiwa-jiwa pesimis yang hanya ingin mengumbar nafsu. Memburu kenikmatan
sesaat dari memperturutkan syahwat-syahwat tak terawat. Tapi cinta
adalah pertemuan hati-hati yang ingin memanjakan pengabdiannya pada
Allah semata. Pada akhirnya cinta adalah gerakan bersama kenikmatan
keindahan surga sebelum surga sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar